Jumat, 26 September 2014

Melihat Dari Dekat Vespa Primavera 150

Vespa Primavera, salah satu produk andalan dari Piaggio ini belum genap satu tahun diluncurkan dan sudah bisa meraih hati para pencinta scooter di Indonesia. Kini penulis bisa secara langsung melihat dari dekat motor yang di produksi di Vietnam ini.

Kesan mewah dan elegan adalah hal yang muncul pertama kali di pikiran penulis ketika melihat langsung ke arah panel speedometer. Lampu speedometer berwarna biru sangat menyejukan mata di bagian ini ada informasi jam, Fuelmeter, dan jarak tempuh. Angka di Speedometer  cukup mudah dibaca ketika berkendara.

Motor yang berharga 30, 8 Juta Rupiah OTR Jakarta ini belum memasang sistem Day Running Light, mungkin di negeri pembuatan motor ini belum mewajibkan sistem, tersebut.

Melihat bagian jok, lumayan tebal dan sangat nyaman untuk perjalanan jauh. Lanjut melihat bagian dibawah jok terdapat bagasi yang cukup untuk memuat helm half face dan jas hujan. Dan melirik kebagian tangki bahan bakar , motor ini memliki kapasitas tangki sebanyak 8,5 liter, ini sangat menguntungkan pencinta Scooter apabila menempuh perjalan jauh karena jarang mampir ke SPBU.

Dan kalo melihat ujung dari body motor ini sepintas mirip dengan sang kakak Vespa 946 yang dibanderol ratusan juta rupiah. Motor yang sudah injeksi ini memiliki lampu belakang yang masih menganut sistem bohlam dan tidak seperti Vespa Sprint 150 yang lampurem  belakang nya sudah dibekali Light Emitting Diode (LED)

Lanjut ke sektor kaki, motor ini memiliki lingka roda ring 11, mungkin sedikit repot apabila melewati perumahan yang banyak polisi tidurnya karena takutnya motor ini bergesekan langsung dekat polisi tidur. Walaupun lampu rem belakang masih menggunakan bohlam tapi lampu senja nya sudah menggunakan LED berwarna putih.

Dan ketika penulis mencoba menyalakan mesin ini, suara yang dihasilkan cukup kencang dan hampir mirip dengan suara starter Honda Beat.


Tapi secara keseluruhan motor ini bisa dibilang mantap, di segala segi, baik itu mesin, suspensi, dan fitur lain nya. Dan sangat cocok bagi pengemar roda dua yang ingin tampil beda dengan motor matik.

Merasakan Bus City Tour Jakarta Di Hari Kerja

Hari Senin, 21 September 2014. Penulis kembali merasakan menaiki Bus City Tour Jakarta. Beda nya sebelumnya penulis merasakan bus tingkat ini di hari libur dimana masyarakat sangat banyak yang berebut menaiki bus ini dan susah untuk mendapatkan tempat yang terbaik.

Dan kemarin penulis berhasil merasakan bus ini dihari kerja. Awal nya penulis dan teman berserta dosen mata kuliah PKL Jurnalistik berniat mengunjungi Musium Nasional, tapi hari senin musium yang bersebelahan dengan Monumen Nasional ini tutup. Dan akhrinya kami mencoba menaiki bus City Tour Jakarta. Kami naiki bus ini dari halte depan Musium Nasional. Bus yang kami naiki ini bus nomer 2 ketika masuk kedalam bus, bus ini sangat sepi hanya beberapa orang saja yang menaiki bis yang tidak dipungut biaya ini.

Kami akhirnya mendapatkan tempat duduk di bagian atas bus, dan juga dibagian atas bus ini susanan sepi menyambut kami, hanya ada 4 orang saja yang duduk lantai 2 bus. Kami sangat menikmati perjalanan ini dan ditengah perjalanan kami menemui penumpang lain eorang bapak dan ibu sedang merayakan ulang tahun perkawinan yang ke 50 tahun.


Ketika menikmati perjalanan dengan bus yang berwarna hijau dan ungu ini kami melihat beberapa kegiatan demontrasi di seputaran rute bus ini, yang pertama demo berlangsung di depan kantor Gubernur DKI Jakarta dan selanjutnya melihat demo di seberang bundaran Hotel Indonesia.


Memang lebih baik merasakan bus ini dihari kerja, karena penumpang tidak terlalu penuh dan bisa mendapatkan tempat duduk yang terbaik. Setelah merasakan bus ini kami kembali lagi ke kampus dengan mengunakan bus Transjakarta pada pukul 12 siang.

Mengunjungi Pasar Hewan Jatinegara



Pasar hewan Jatinegara bukan lagi tempat yang asing bagi warga Jakarta. Walaupun begitu penulis baru kali ini berkesempatan berkunjung ke pasar yang terletak di Jakarta Timur. Saat itu jam masih menunjukan jam 9 Pagi WIB, tapi pasar hewan itu sudah ramai dengan pengunjung yang pasti nya suka sekali dengan hewan peliharaan.

Baru memasuki halaman depan pasar, penulis disambut dengan para penjual hewan peliharaan sepereti Ular, Bajing, kelelawar, bahkan ada yang menjual kalajengking. Para pedagang menawarkan dagangan nya kepada setiap orang yang melintas.
 
Dan begitu masuk ke dalam pasar ini penulis disuguhkan dengan para penjual ikan hias dan burung. Disana ikan yang dijual bukan hanya ikan hias saja, tapi juga bibit ikan konsumsi juga ada. Biasanya bibit ikan untuk dikonsumsi ini diletakan dalam ember dalam jumlah yang banyak, dan ukuran bibit ikan nya pun bervariasi dari yang kecil sampai dengan yang besar.

Selain itu banyak pula yang menjual akuarium beserta peralatan nya. Dan masuk ke dalam lagi penulis diberikan pemandangan yang cukup unik. Di bagian dalam pasar hewan ini banyak sekali yang menjual burung, apalagi sekarang masyarakat sedang gandrung dengan yang nama nya burung. Apalagi burung yang mampu berkicau dengan indahnhya.

Dibagian penjualan burung ini didominasi oleh para bapak yang hobi sekali akan burung berkicau. Di bagian ini penulis cukup terhibur dengan kicauan burung yang diperdagangkan di pasar yang bersebelahan dengan stasiun Jatinegara.

Penulis di dalam pasar hewan ini tidak terlalu lama karean saat itu cuaca sangat terik dan juga penulis membeli beberapa ikan hias untuk dipelihara di akuarium nya. Ikan hias yang dijual ditawarkan dengan harga yang terjangkau sekitar Rp. 15 ribu sudah bisa mendapatkan ikan hias yang unik. Dan juga harga yang ditawarkan juga bisa ditawar juga, sehingga bisa menghemat pengeluaran.

Dan menurut penulis tempat ini sangat direkomendasikan bagi para pecinta hewan peliharaan, apalagi yang bertempat tinggal sekitar Jakarta. Tempatnya pun cukup strategisa karena bersebelahan dengan stasiun Jatinegara dan juga dilewati bus Transjakarta.

Sabtu, 20 September 2014

Puntius Denisoni, Ikan Aquascape Yang Eksotis



Bagi para pencinta Aquascape sudah tidak asing lagi pada ikan satu ini. Ya Puntius Denisoni. Ikan ini berasal dari sungai di India. Memiliki bentuk tubuh yang menyerupai peluru torpedo dan ikan ini memiliki warna yang sangat indah di bagian sisi tubuhnya, warna nya meliputi hitam dan merah. Dan dibagian ekor nya memiliki warna kuning dan hitam.

Ikan ini merupakan jenis Ikan Barb dan di habitat nya ikan ini hidup di aliran sungai yang cukup deras, dan cukup aktif bergerak. Dan untuk itu diperlukan akuarium yang cukup besar untuk memelihara ikan ini sehingga ikan ini bisa bebas bergerak seperti dihabitat nya.

Di kalangan pencinta Aquascape ikan ini termasuk ikan yang eksotik. Dan pada awal kemunculan nya ikan ini memiliki harga jual yang lumayan mahal. Untuk ukuran kelingking orang dewasa ikan ini dihargai ratusan ribu rupiah.

Dan kini harga ikan ini lumayan terjangkau dikarenakan, ikan ini sudah bisa dikembangbiakan oleh peternak ikan. Menurut Dimas, penjual ikan di daerah Ciater, Tangerang Selatan. Menurut nya ikan puntius ini sekarang harganya nya tidak seperti dulu yang mahal dan sekarang harganya jauh lebih murah. Karena sudah banyak peternak ikan hias yang berhasil mengembangbiakan ikan Puntius.

Dan bagi penggemar ikan ini tidak disarankan udang hias sejenis Red Cherry karena, ketika ikan puntius sudah berukuran besar ikan ini cenderung ganas dan bisa memangsa udang yang ada di akuarium.

Sumber gambar : Seriouslyfish.com

Jumat, 12 September 2014

Merasakan Bus City Tour Jakarta


Bagi masayarakat Jakarta pasti sudah tahu kalau Pemprov DKI Jakarta menyediakan City Tour Bus yang melayani masyarakat untuk berkeliling Jakarta dengan bus tingkat ini. Bus yang memiliki warna Ungu dan Hijau ini memiliki rute Shelter Bundaran Hotel Indonesia-Jalan MH Thamrin-Jalan Medan Merdeka Barat-Shleter Museum Nasional-Jalan Majapahit-Harmoni-Komplek Sekretariat Negara-Shelter ANZ Bank (Pecenongan)-Pasar Baru-Shelter Gedung Kesenian Jakarta-Lapangan Banteng-Shelter Masjid Istiqlal-Jalan Juanda-Jalan Veteran II-Jalan Medan Merdeka Utara-Shelter Istana Negara (Medan Merdeka Barat)-Indosat-Jalan Medan Merdeka Selatan-Shelter Balaikota-Jalan MH Thamrin-Shelter Sarinah-Shleter Bundaran Hotel Indonesia.

Penulis sendiri baru merasakan bus ini pada 6 September 2014 kemarin. Menunggu dari halte City Tour di depan Museum Gajah dan memerlukan waktu sekitar 10 Menit untuk menunggu bus tersebut berhenti di halte. Bus ini disembarangan berhenti di halte bus yang ada, karena bus ini sudah memiliki halte yang ditentukan.

Ketika masuk kedalam bus ini, udara dari AC bus ini sudah menyapa dengan dingin nya. Ketika itu penulis tidak dapat tempat diatas karena ketika itu banyak sekali masyarakat antusias yang ingin mencoba bus ini, apalagi menaiki bus ini tidak dipungut biaya apapun alias Gratis.

Dan sesampainya di halte Gedung Kesenian Jakarta, penulis akhirnya dapat tempat duduk di bagian atas. Dibagia atas ini ruangnya cukup lega dibandingkan dibagaian bawah. Dan bagian atas pun hawa dingin dari AC juga memenuhi ruang. Dibagian atas ini memiliki dua tempat duduk di bagian kiri dan kanan dan dibagian kiri belakang terdapat tiga kursi yang hanya memuat satu tempat duduk saja. Dan paling belakan sekali ada sekitar 6 baris tempat duduk.

Pada saat itu kebanyakan penumpang bus adalah orang tua dan anak, mungkin pada saat itu adalah hari libur dan banyak keluraga yang menyempatkan waktu untuk merasakan bus ini. Bus ini beroperasi mulai pukul 9 pagi sampai dengan jam 7 malam. 

Dan sedikit tips untuk naik bus ini yaitu, jika ingin naik bus ini disarankan ketika hari kerja. Sebab kalau  hari libur banyak sekali orang yang menaiki bus ini dan susah untuk mendapatkan tempat duduk yang memilik sudut pandang yang luas.

CBR 150 vs R15 Berkompetisi Lewat Video Profil Produk



Pasar sepeda motor Sport tanah air semakin panas. Dua pabrikan motor asal Jepang, Honda dan Yamaha saling mempamerkan keunggulan dari salahsatu produkya. Ya, Honda dengan CBR 150 nya dan Yamaha dengan R15 nya.

Video tersebut sudah ada di Youtube beberapa hari yang lalu. Kalau dilihatdari durasinya 2 video tersebut hampir sama, sekitar 5 Menit.

Honda menampilkan produk yang baru minggu kemarin diluncurkan dengannuansa Moto GP dengan menampilkan pembalap andalannya Marq Marquez. Sedangkan Yamaha menampilkan produknya dengan nuansa anak muda. Yang menampilkan seorang perempuan yang tertarik dengan seorang lelaki yang menaiki R15.

Selebihnya dari 2 Video tersebut ya tidak jauh dari mempamerkan kepada konsumen keunggulan dari mesin, desain, dan fitur.

Dan, dari kedua motor yang berbeda merek ini desainnya mengadopsi dari motor super sport seperti R15 mengadopsi desain R6 dan CBR 150 mengadopsi desain CBR 1000 RR.

Dari hal tersebut sudah sangat terlihat 2 pabrikan saling berkompetisi dalam mempamerkan produknya kepada masyarakat dan pasar motor sport di Indonesia semakin seru dan panas.Tinggal konsumen saja yang menentukan mana yang menurut mereka terbaik.

Dan berikut Link videonya :

R15 : http://m.youtube.com/watch?v=75wbyw-wIuI&itct=CEgQuy8iEwjNpuymx9vAAhUVD1gKHemfANlaGFVDREU0NTRaS1NXa3NEYlFEdzdweXhVZw%3D%3D&client=mv-google&hl=id&gl=ID


CBR 150 : http://m.youtube.com/watch?v=pwh1HT4Vf_w&itct=CCEQpDAYASITCOOMus7H28ACFZ4eWAodbCgAQTIGcmVsbWZ1SIGUu_HHv7nPPw%3D%3D&client=mv-google&hl=id&gl=ID

Sabtu, 06 September 2014

Honda CBR 150 Rakitan Lokal Siap Meluncur


Pabrikan berlogo sayap mengepak Honda, sebentar lagi akan meramaikan pasar Motor Sport tanah air dengan meluncurkan CBR 150. Sebenarnya motor ini telah dijual oleh Astra Honda Motor. Namun motor itu masih didatangkan langsung dari negeri Gajah Putih Thailand, dan dijual dengan harga yang lumayan tinggi sekitar 42 jutaan.

Kehadiran motor ini pun sangat ramai dibahas oleh media dan pecinta otomotif di Indonesia. Pasalnya motor ini nantinya akan dijual dengan harga yang sangat dekat sekali dengan harga pesaing dekat nya yaitu Yamaha Yzf – R15 yang dijual dengan harga sekitar RP 29,1 juta.

Dari informasi yang beredar motor ini akan memiliki 4 warna yaitu Merah, Hitam, RWB ( Red, White, Blue) dan Livery Repsol. Dan wujud motor ini sangat mirip sekali dengan sang kakak Honda CBR 250 yang memiliki model lampu Dual Keen Eyes. Dan perubahan yang paling terlihat dari motor ini yaitu dari model rangka nya. Sebelumnya menganut sistem Deltabox dan model lokalnya menggunakan model rangka Truss Frame seperti Honda CB 150 R Street Fire.

Dan masih ada beberapa perubahan lagi di motor yang dibekali 6 percepatan ini. Dan motor ini layak ditunggu bagi pencinta motor sport di Indonesia. Dan pastinya pasar motor Sport tanah air makin membara dengan munculnya motor ini.

YAMAHA RX – KING SI LEGENDA HIDUP


Jauh motor berkembang pesat seperti sekarang ini, dulu ada salah satu  motor pabrikan Jepang yang legendaris dan sangat tenar di jaman nya. Motor  itu adalah Yamaha RX-King. Motor 2 Tak yang memiliki kapasitas mesin 135 cc ini lahir pada tahun delapan puluhan. Saat itu motor ini bernama RX – K. Dan berganti nama menjadi RX – KING.

Saat itu motor ini merupakan motor favorit bagi riders yang menyukai kecepatan. Dan motor ini juga sering mendapat julukan motor maling, kenapa disebut begitu ? ya karena akselerasi dari motor ini sangat ganas dan sangat bertenaga oleh karena itu banyak disalahgunakan oleh para pelaku kejahatan.

Tapi, disamping itu motor ini sampai sekarang masih banyak yang suka dan bahkan harga motor ini pun dipasaran sangat tinggi apalagi kalau keadaan motor ini masih orisinil. Motor ini terakhir diproduksi sekitar akhir Februari 2009. Dan motor ini pun sudah mengalami perngantian model baik itu lampu, speedometer, lengan ayun atau swing arm, knalpot dan sebagainya.

Motor yang memiliki 5 percepatan ini memang digandrungi banyak orang, dan klub pencinta motor ini pun sudah banyak tersebar di Indonesia. Walaupun sudah tidak di produksi motor ini nama nya tidak mungkin terlupakan bagi pencinta motor di tanah air. Seomga saja kedepan nya ada motor yang bisa mengantikan RX – King dan bisa menyamai nama si legenda 2 tak dari Yamaha.